Biografi imam syafi'i
Namanya Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, atau yang lebih dikenal sebagai Imam Syafi'i. Lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M). Berdarah Arab ketutunan Quraisy, nasabnya bertemu dengan Rsulullah Saw pada kakeknya Abu Manaf. Saat usianya belum menginjak 2 tahun, ayahnya wafat.Dan setelah itulah ibunya hijrah dengan membawa Syafi’i ke Mekkah.
Imam Syafi’i dibesarkan dalam kondisi yatim dan fakir. Namun kecerdasannya dan kekuatan hafalannya yang luar biasa telah membuat ia hafal Al-Qur’an di usia 7 tahun. Mulai berfatwa di usia 15 tahun setelah Syaikh Muslim bin Khalid, Syaikh Masjidil Haram yang sekaligus guru pertamanya mengizinkannya. Bahkan riwayat lain menyebutkan Imam Syafi’i menduduki jabatan mufti kota Mekkah di usianya yang baru 15 itu.
Ketika usianya menginjak 20 tahun, beliau pergi ke Madinnah, dan selama lebih kurang 8 bulan terus bersama dan menuntut ilmu dari Imam Malik bin Anas. Beliau juga tinggal beberapa waktu di kufah bersama Muhammad bin al-Hasan. Kemudian berkeliling ke Persia hingga Palestina selama dua tahun, untuk selanjutnya kembali ke Madinah, dan menetap bersama imam Malik selama 4 tahun lamanya.
Imam Syafi'i sempat menjadi hakim di Yaman, kemudian kembali ke Mekkah. Disinilah di Masjidil Haram, beliau mendirikan halaqah (majlis ilmu) yang terkenal, sehingga banyak orang yang berdatangan untuk menghadiri halaqahnya termasuk Imam Ahmad bin Hambal. Dan di tahun 195H, beliau kembali melakukan perjalanan ke Baghdad, dimana di sana, atas permintaan Abdurrahman bin Mahdilah, Imam Syafi’i menulis bukunya yang sangat terkenal dan memuat seluruh gagasan fiqh As-Syafi’i: Ar-Risalah.
Tempat terakhir yang menjadi kediaman Imam Syafi’i adalah Mesir. Disinilah beliau menulis buku-buku ushul fiqh yang merupakan hal yang baru pada saat itu. Sehingga Imam Syafi’i selalu disebut sebagai peletak dasar ushul fiqh. Selain beliau juga sangat terkenal sebagai pakar dan pembela sunnah.
Imam Syafi'i wafat di Mesir pada tahun 204 H di usia 54 tahun. Setelah wafat, penduduk Mesir terus menerus menzirahi makam beliau selama 40 hari 40 malam.
Dan dari semua mazhab fiqh yang ada sampai hari ini, Mazhab Syafi’i adalah yang paling besar dan banyak penganutnya. Para Syaikh Al-Azhar sampai saat ini terus mengacu pada Mazhab Syafi’i.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2260738-biografi-imam-syafi/#ixzz2VPxhlOhD
Imam Syafi’i dibesarkan dalam kondisi yatim dan fakir. Namun kecerdasannya dan kekuatan hafalannya yang luar biasa telah membuat ia hafal Al-Qur’an di usia 7 tahun. Mulai berfatwa di usia 15 tahun setelah Syaikh Muslim bin Khalid, Syaikh Masjidil Haram yang sekaligus guru pertamanya mengizinkannya. Bahkan riwayat lain menyebutkan Imam Syafi’i menduduki jabatan mufti kota Mekkah di usianya yang baru 15 itu.
Ketika usianya menginjak 20 tahun, beliau pergi ke Madinnah, dan selama lebih kurang 8 bulan terus bersama dan menuntut ilmu dari Imam Malik bin Anas. Beliau juga tinggal beberapa waktu di kufah bersama Muhammad bin al-Hasan. Kemudian berkeliling ke Persia hingga Palestina selama dua tahun, untuk selanjutnya kembali ke Madinah, dan menetap bersama imam Malik selama 4 tahun lamanya.
Imam Syafi'i sempat menjadi hakim di Yaman, kemudian kembali ke Mekkah. Disinilah di Masjidil Haram, beliau mendirikan halaqah (majlis ilmu) yang terkenal, sehingga banyak orang yang berdatangan untuk menghadiri halaqahnya termasuk Imam Ahmad bin Hambal. Dan di tahun 195H, beliau kembali melakukan perjalanan ke Baghdad, dimana di sana, atas permintaan Abdurrahman bin Mahdilah, Imam Syafi’i menulis bukunya yang sangat terkenal dan memuat seluruh gagasan fiqh As-Syafi’i: Ar-Risalah.
Tempat terakhir yang menjadi kediaman Imam Syafi’i adalah Mesir. Disinilah beliau menulis buku-buku ushul fiqh yang merupakan hal yang baru pada saat itu. Sehingga Imam Syafi’i selalu disebut sebagai peletak dasar ushul fiqh. Selain beliau juga sangat terkenal sebagai pakar dan pembela sunnah.
Imam Syafi'i wafat di Mesir pada tahun 204 H di usia 54 tahun. Setelah wafat, penduduk Mesir terus menerus menzirahi makam beliau selama 40 hari 40 malam.
Dan dari semua mazhab fiqh yang ada sampai hari ini, Mazhab Syafi’i adalah yang paling besar dan banyak penganutnya. Para Syaikh Al-Azhar sampai saat ini terus mengacu pada Mazhab Syafi’i.
Wallahu a’lam.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2260738-biografi-imam-syafi/#ixzz2VPxhlOhD